ONTOLOGI KONSEP BAHASA WEB 3.0

3 08 2009

Oleh : Teguh Sutopo

1. ONTOLOGI

Pada Yunani kuno terdapat pertanyaan: “apa inti dari hal-hal melalui perubahan?” Berbagai jawaban atas pertanyaan ini telah diajukan oleh filosof Yunani, dari Parmenides of Elea (abad keempat dan kelima), pendahulu dari ontologi, ke Aristoteles, penulis metafisika (suatu pekerjaan yang mungkin juga telah disebut ontologi).


Dalam kajian terhadap inti dari sesuatu, Aristoteles membedakan menjadi modus yang berbeda untuk membentuk sebuah kategori suatu sistem (substansi, kualitas, kuantitas, hubungan, tindakan, gairah, tempat dan waktu) untuk mengklasifikasikan sesuatu yang mungkin diprediksi (katakan) tentang sesuatu di dunia. Misalnya, ketika kita mengatakan “komputer ini di atas meja” kita asumsikan sebagai modus berbeda dengan ketika kita mengatakan “komputer ini adalah abu-abu”. Pernyataan pertama adalah klasifikasi dalam kategori tempat, sedangkan pernyataan kedua adalah dalam kategori berkualitas. Kategorisasi yang diusulkan oleh Aristoteles telah diterima secara luas hingga abad kedelapanbelas.

Di zaman modern, Emmanuel Kant ( 1724-1804) yang diprovokasi suatu Copernican turn. Inti sari hal tersebut ditentukan tidak hanya oleh berbagai hal diri mereka, tetapi juga oleh kontribusi dari siapapun merasa dan memahami mereka. Menurut Kant, suatu pertanyaan kunci adalah ” struktur pikiran apa yang kita gunakan untuk menangkap kenyataan itu?” Jawaban bagi pertanyaan ini menuntun ke arah penggolongan Kant. Kerangka Kant adalah mengorganisir ke dalam empat kelas, masing-masing dimana terdapat suatu pola triadic: kwantitas (kesatuan, pluralitas, totalitas), kwalitas (kenyataan, peniadaan, pembatasan), hubungan (perpaduan, sebab akibat, komunitas) dan cara sesuatu dilakukan (kemungkinan, keberadaan, keperluan). Oleh karena itu, pikiran kita menggolongkan obyek John sebagai hal yang unik, riil, ada, dan lain lain.

Suatu penggolongan dari kategori, seperti yang tersebut di atas, dikenal sebagai suatu ontologi oleh ahli filsafat. Contoh yang paling modern tentang ontologi (dalam konteks filosofi) adalah dalam kaitan dengan Chisholm, Johanson, dan Hoffman dan Rosenkrantz, di antaranya.

Menurut apa yang kita katakan, itu adalah sangat penting untuk dipertimbangkan bahwa ‘suatu ontologi’ tidaklah sama halnya ‘ontologi’. ‘suatu ontologi’ adalah suatu penggolongan dari kategori, sedangkan ‘ontologi’ adalah suatu cabang dari filosofi.

Untuk menjawab pertanyaan kedua kita (“apa yang dimaksud dengan ontologi untuk ahli ontologi?”), kita dapat berasumsi bahwa ada suatu kesamaan antara kenyataan yang dirasa oleh orang-orang dan oleh komputer, dan kedua-duanya tersusun dalam ontologi. Sesuai dengan gagasan ini, jika suatu komputer adalah eksklusif untuk menjawab pertanyaan pada perjalanan, kenyataan nya bisa jadilah tersusun dengan penggolongan perjalanan ketika bepergian dengan kereta api, bepergian dengan wahana, dan lain lain. Bagaimanapun, untuk penggolongan ini realitas suatu ontologi bagi komputer, komputer harus mampu untuk meyakinkan itu. Ini mengarahkan ke perbedaan yang penting antara suatu ontologi dari segi pandangan filosofis dan dari segi pandang ilmu pengetahuan komputer. Menurut yang belakangan, suatu ontologi harus disusun dalam intepreter bahasa mesin. Dengan kata lain, ketika seorang ahli ontologi menggambarkan apa itu ontologi , dia berubah perspektif dari orang ke komputer. Seperti itu, jika komputer tidak ‘ memahami’ ontologi, komputer tidak bisa ontologi nya. Lebih dari itu, dari segi pandangan ilmu pengetahuan komputer, suatu ontologi adalah pada umumnya (walaupun tidak harus) lebih spesifik dibanding suatu ontologi dari pendekatan yang filosofis. Akhirnya, dalam kaitan dengan penggunaan dari istilah ‘ontologi’, utamanya dari reusabilas dan shareabilas menjadi penting definisi dari istilah ini untuk seorang ahli. Meskipun demikian, keutamaan seperti itu tidaklah penting dalam ontologi secara filosofis [8].

a. Definisi

Dari sisi pengertian terdapat beberapa difinisi yang dikemukakan oleh para pakar mengenai ontologi, yaitu [3][4][5]:

  • Neches dan rekan, “Sebuah ontologi merupakan definisi dari pengertian dasar dan relasi vocabulari dari sebuah area sebagaimana aturan dari kombinasi istilah dan relasi untuk mendefinisikan vokabulari”.

  • Gruber, “Ontologi merupakan sebuah spesifikasi eksplisit dari konseptualisme”.

  • Borst, “Sebuah ontologi adalah spesifikasi formal dari sebuah konseptual yang diterima (share)”.

  • Studer, “Konseptualisasi mengacu kepada sebuah model abstrak dari beberapa fenomena di dunia dengan memiliki identifikasi konsep yang relevan dari fenomena tersebut. Yang dimaksud dengan eksplisit adalah tipe dari konsep yang digunakan, dan batasan dari eksplisit yang digunakan. Shared adalah merefleksikan bahwa sebuah ontologi mencoba menangkap pengetahuan secara konsensus yang tidak merupakan hal yang hanya terkait pada individu tetapi diterima oleh sebuah group/domain”.

  • Barnaras, “Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base”.

  • Knight, “Sebuah ontologi adalah sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”.

  • Jeff Heflin, “Ontologi mendefinisikan sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dan merepresentasikan daerah pengetahuan. Ontologi digunakan bagi orang-orang, database, dan aplikasi yang perlu berbagi informasi domain (domain hanya daerah subyek tertentu atau bidang pengetahuan, seperti obat-obatan, alat manufaktur, real estate, perbaikan mobil, manajemen keuangan, dll). Ontologi termasuk definisi komputer yang digunakan dalam konsep dasar domain dan hubungan di antaranya”

Pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang nyata. Ontologi adalah suatu teori yang dapat menjelaskan tentang makna suatu objek, property dari suatu objek dan relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan.

Dalam bidang Artificial Intelligence (AI), ontologi memiliki dua pengertian yang saling berkaitan:

  1. Merupakan representasi kosakata yang sering dikhususkan untuk domain atau subjek pembahasan tertentu.

  2. Sebagai suatu body of knowledge untuk menjelaskan suatu bahasan tertentu. Bersama dengan beberapa set instances dari class membentuk sebuah knowledge base.

b. Komponen Ontologi

Ontologi memilki beberapa komponen yang dapat menjelaskan ontologi tersebut, diantaranya [8]:

  • Konsep (Concept)

Digunakan dalam pemahaman yang luas. Sebuah konsep dapat sesuatu yang dikatakan, sehingga dapat pula merupakan penjelasan dari tugas, fungsi, aksi, strategi, dan sebagainya. Concept juga dikenal sebagai classes, object dan categories.

  • Relasi (relation)

Merupakan representasi sebuah tipe dari interaksi antara konsep dari sebuah domain. Secara formal dapat didefinisikan sebagai subset dari sebuah produk dari n set, R:C1 x C2 x…xCn. Sebagai contoh dari relasi binary termasuk subclass-of dan connected-to.

  • Fungsi (functions)

Adalah sebuah relasi khusus dimana elemen ke-n dari relasi adalah unik untuk elemen ke n-1. F:C1 x C2 x …Cn-1 – > Cn, contohnya adalah Mother-of.

  • Aksioma (axioms)

Digunakan untuk memodelkan sebuah sentence yang selalu benar.

  • Instances

Digunakan untuk merepresentasikan elemen.

Untuk dapat digunakan, sebuah ontologi harus diekspresikan dalam notasi yang nyata. Sebuah bahasa ontologi adalah sebuah bahasa formal dari sebuah pengembangan ontologi. Beberapa komponen yang menjadi struktur ontologi, antara

lain [5]:

  • XML (Extensible Markup Langguage)

Menyediakan sintaksis untuk output dokumen terstruktur, tetapi belum dipaksakan untuk dokumen XML menggunakan semantic constrains.

  • XML Schema

Bahasa untuk pembatasan struktur dari dokumen XML.

  • RDF (Resource Description Framework)

Model data untuk obyek (‘resources’) dan relasi diantaranya, menyediakan semantic yang sederhana untuk model data tersebut, dan data model ini dapat disajikan dalam sintaksis XML.

  • RDF Schema

Adalah kosakata untuk menjelaskan properties dan classes dari sumber RDF, dengan sebuah semantics untuk hirarki penyamarataan dari properties dan classes.

  • OWL (Ontologi Web Langguage)

Menambahkan beberapa kosakata untuk menjelaskan properties dan classes, antara lain : relasi antara classes (misalkan disjointness), kardinalitas (misalkan ‘tepat satu’), equality, berbagai tipe dari properties, karakteristik dari properties (misalkan symmetry), menyebutkan satu persatu classes.

Struktur lapisan ontologi ditunjukkan seperti gambar 1. Setiap lapis akan memiliki fungsi tambahan dan kompleksitas tambahan dari lapis sebelumnya. Pengguna atau user yang memiliki fungsi pemrosesan lapisan paling rendah dapat memahami walaupun tidak seluruh ontologi yang terletak di lapis atasnya.

gmb1_ontologi

Gambar 1. Struktur Lapisan Ontologi [5]

2. Konsep dasar Web 3.0

Domain Pengetahuan

Domain pengetahuan seperti Fisika, Kimia, Biologi, Politik, Web, Sosiologi, Psikologi, Sejarah, dll, terdapat banyak sub-domain di bawah setiap domain, masing-masing memiliki sub-domain dan sebagainya.


Informasi versus Pengetahuan

Untuk suatu mesin, pengetahuan adalah memahami informasi (informasi baru yang dihasilkan melalui penerapan deduktif reasoning untuk meninggalkan informasi). Untuk suatu mesin, informasi hanyalah data, sehingga informasi adalah mengenai alasan.


Mesin Inferensi

Dalam konteks Web 3.0, mesin inferensi akan menggabungkan inovasi terbaru dari bidang kecerdasan buatan (AI) bersama-sama dengan domain khusus ontologi, domain inference rules, dan struktur query untuk mengaktifkan deduktif reasoning pada tingkat mesin.

Info Agens

Info Agens adalah contoh dari suatu Inference Engine, masing-masing bekerja sama dengan domain khusus ontologi. Dua atau lebih agen yang bekerja bersama-sama dengan ontologi mungkin berkolaborasi untuk menarik kesimpulan jawaban atas pertanyaan. Seperti kerjasama agens mungkin didasarkan pada perbedaan rancangan Inference Engine dan mereka masih dapat bekerja sama.

Bukti dan Jawaban

Hal yang menarik tentang Info Agens adalah bahwa mereka akan mampu tidak hanya menarik kesimpulan jawaban dari informasi yang ada (yakni menghasilkan informasi baru [dan mendapatkan pengetahuan dalam proses, bagi agen dengan fungsi pembelajaran] ) namun mereka juga akan dapat secara formal menguji proposisi (diwakili dalam beberapa query logika) yang dilakukan secara langsung-atau-diterapkan oleh pengguna.

Semantik Web

Semantik web adalah sebuah web dengan arti. Arti disini memungkinkan komputer memahami arti dari sebuah informasi berdasar pada Metadata yaitu data mengenai data. Metadata ini mengandung informasi mengenai isi dari suatu data yang dipakai untuk keperluan manajemen file/data itu nantinya dalam suatu basis data. Dengan adanya Metadata, komputer diharapkan mampu secara otomatis membantu manusia mengartikan hasil proses informasi sehingga hasil pencarian informasi menjadi lebih akurat.

Internet membutuhkan suatu mekanisme yang memampukan komputer mengerti arti kata yang kita cari. Dengan kata lain, kita membutuhkan suatu cara agar kata-kata yang tertera di dalam suatu dokumen Web dapat dibaca dan dimengerti oleh mesin (machine-readable data). Website yang memiliki kemampuan seperti ini seolah-olah memiliki kecerdasan buatan yang sanggup memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan atau kebutuhan para penggunanya. Para peniliti setuju bahwa Semantic Web merupakan suatu cara untuk melakukan revolusi di dunia Internet yang akan menyatukan interaktifitas pengguna, kolaborasi informasi, dan kecerdasan buatan pada sebuah Website. [6]

Perkembangan web

Web 1.0

Web 1.0 merupakan teknologi Web generasi pertama yang merupakan revolusi baru di dunia Internet karena telah mengubah cara kerja dunia industri dan media. Pada dasarnya, Website yang dibangun pada generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Berbagai Website seperti situs berita “cnn.com” atau situs belanja “Bhinneka.com” dapat dikategorikan ke dalam jenis ini.

Web 2.0

Istilah Web 2.0 pertama kalinya diperkenalkan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004 sebagai teknologi Web generasi kedua yang mengedepankan kolaborasi dan sharing informasi secara online. Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut:

“Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan terutama adalah: Membangun aplikasi yang mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi pengguna aplikasi tersebut”

Berbagai layanan berbasis web seperti jejaring sosial, wiki dan folksonomies (misalnya: “flickr.com”, “del.icio.us”) merupakan teknologi Web 2.0 yang menambah interaktifitas di antara para pengguna Web. Pada umumnya, Website yang dibangun dengan menggunakan teknologi Web 2.0 memiliki fitur-fitur sebagai berikut:

  • CSS (Cascading Style Sheets)

  • Aplikasi Rich Internet atau berbasis Ajax

  • Markup XHTML

  • Sindikasi dan agregasi data menggunakan RSS/Atom

  • URL yang valid

  • Folksonomies

  • Aplikasi wiki pada sebagian atau seluruh Website

  • XML Web-Service API

Web 3.0 / Semantic Web

Walaupun masih dalam perdebatan di kalangan analis dan peneliti, istilah Web 3.0 tetap berpotensi menjadi generasi teknologi di dunia Internet. Saat ini, definisi untuk Web 3.0 sangat beragam mulai dari pengaksesan broadband secara mobile sampai kepada layanan Web berisikan perangkat lunak bersifat on-demand. Pada dasarnya Semantic Web memiliki tujuan yang sama karena Semantic Web memiliki isi Web yang tidak dapat hanya diekpresikan di dalam bahasa alami yang dimengerti manusia, tetapi juga di dalam bentuk yang dapat dimengerti, diinterpretasi dan digunakan oleh perangkat lunak (software agents). Melalui Semantic Web inilah, berbagai perangkat lunak akan mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan cara yang lebih mudah. Pembuatan Semantic Web dimungkinkan dengan adanya sekumpulan standar yang dikoordinasi oleh World Wide Web Consortium (W3C). Standar yang paling penting dalam membangun Semantic Web adalah XML (atau Link ini tentang XML di website W3 : XML), XML Schema, RDF, OWL, dan SPARQL [7].

Kesimpulan

  • Ontologi merupakan cabang ilmu filsafat mengenai obyek nyata, namun memiliki kemampuan yang sistematis untuk dapat menjelaskan mengenai suatu objek, atribut objek dan hubungan antar objek.

  • Ontologi banyak diadopsi kedalam aplikasi Artificial Intelligence (AI) dalam representasi pengetahuan.

  • Kolaborasi Ontologi dan AI kedalam Semantic Web menawarkan sebuah solusi bagi pemrosesan informasi di Web.

  • Penelitian dan pengembangan tools untuk Semantic Web masih harus terus dilakukan agar di kemudian hari berbagai aplikasi Semantic Web dapat diimplementasikan dan dipergunakan secara luas.

DAFTAR PUSTAKA

  1. W3C. http://http://www.w3.org/tr/2002/wd-rdf-schema-20020430/, 5 2009.

  2. W3C. http://www.w3.org/TR/2004/REC-webont-req-20040210/, 5 2009.

  3. I Wayan Simri Wicaksana. “Survei dan Evaluasi Metode Pengembangan Ontologi”, http://paperwgdbis.abmutiara.info/2004-01_Kommit2004_Survei_IWS.pdf, 5.2009
  4. I Wayan Simri Wicaksana. “Pengujian Tool Ontologi Engineering”. http://amutiara.files.wordpress.com/2007/01/2006_07_kommit06_membandingkantoolontodev_iws.pdf, 5.2009
  5. _____,ONTOLOGI : Bahasa dan Tools PROTÉGÉ, http://paperwgdbis.abmutiara.info/tutorial/Bahasa_tool_ontology.pdf, 5.2009
  6. _____, Web 3.0: Basic Concepts, http://evolvingtrends.wordpress.com/2006/06/30/why-p2p-ai-will-kill-google/, 5.2009
  7. Niko Ibrahim, “Pengembangan Aplikasi Semantic Web Untuk Membangun Web yang Lebih Cerdas”, http://www.itmaranatha.org/jurnal/jurnal.informatika/Jurnal/Juni2007/artikel/artikelpdf/juni07_3.pdf, 5.2009
  8. Coral Calero dan kawan,“ Ontologies for Software Engineering and Software Technology”, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, New York, 2006.

Actions

Information

Leave a comment